Sabtu, 20 Februari 2016

Kisah Tentang LGBT

Kali ini saya ingin membicarakan sesuatu yang agak serius dikit nih, yang saat ini lagi booming banget di media-media, yup. . .apalagi kalau bukan LGBT.

Sebenarnya LGBT sudah ada sejak zaman nabi Luth dulu ya, dan kisahnya pun diabadikan dalam alquran bagaimana kaum itu akhirnya disiksa oleh Allah karena memang mereka telah menyalahi kodratnya.
Saya mendengarkan istilah LGBT juga baru-baru ini. Sebelumnya saya cuma tahu bahwa ada disorientasi seksual di mana pria menyukai sesama pria (Gay-seperti kisah kaum nabi Luth) dan wanita menyukai wanita (Lesbi), adapun Bisex saya sama sekali belum mengetahui hal itu. Sedangkan untuk transgender, saya sudah lama mengetahui hal tersebut, pertama kali waktu itu menonton show-nya Oprah Winfrey di MetroTv. Agak bengong juga ya, laki-laki dioperasi bisa jadi kayak perempuan beneran dan sebaliknya. Pengakuan mereka yang melakukan transgender adalah karena mereka merasa terjebak di tubuh yang salah, dan itu bukan tubuh yang cocok untuk mereka. Akhirnya mereka melakukan operasi transgender, diberi suntikan hormon-hormon gitu deh.

Adapun tentang pelegalan nikah sesama jenis sebenarnya juga sudah banyak dilegalkan di western, seperti Belanda,, emmm Belanda. . . emm Belanda, pokonya banyaklah, yang paling aku ingat ya Belanda (karena ada cerita dari teman tentang temannya yang Gay nikah di sana), yang lainnya lupa, pokoknya ada beberapa lah. Waktu itu USA alias Amerika Serikat belum melegalkan pernikahan sesama jenis.

Baru tahun 2015 kemarin kalau gak salah, USA melegalkan pernikahan sesama jenis di seluruh negara bagian di daerah kekauasaannya. Setelah negara adidaya itu melegalkan pernikahan sesama jenis, isu-isu tentang LGBT semakin marak diperbincangkan. Para LGBT dari berbagai negara seakan mendapat angin segar. Di jejaring sosial facebook nampak euforia pengesahan nikah sesama jenis yang  ditandai dengan warna pelangi di mana-mana, poto profil pengguna facebook dari yang pro LBGT sampai yang cuma ikut-ikutan doang banyak yang pakai warna pelangi.
Saat itu mulai muncul banyak berita mengenai LGBT di media-media, apalagi media online dan jejaring sosial facebook.
Banyak komentar yang meluncur terkait berita-berita yang membahas mengenai LGBT. Mereka yang pro berdalih tentang HAM, sedangkan mereka yang kontra mempunyai alasannya sendiri, bermacam-macam mulai dari segi medis/psikis/ religi. Saya pikir tidak hanya Islam yang mengharamkan pernikahan sesama jenis, tapi agam kristen pun juga karena memang itu menyalahi kodrat manusia sebagai makhluk yang berpasangan laki-perempuan.
Saya baca komen di sebuah fanpage luar negeri yang juga membahas LGBT, mereka juga pada ribut perihal pro-kontra pelegalan nikah sesama jenis itu. Yang atheis biasanya mereka pro karena mereka selalu berdalih tentang HAM, sedangkan mereka yang beragama (entah islam, kristen, hindu, budha, dll) mereka cenderung kontra, karena memang agama mereka melarangnya.

Yak, jadi setelah itu saya sebenarnya agak penasaran juga nih, apa mungkin di Indonesia juga ada LGBT, secara kan Indonesia negara yang beradab, beragama, dan berbudaya (menurut saya sih). Saya cuma pensaran tapi gak sampai ingin kepo-kepo gitu.
Sampai pada suatu ketika, saya KKN di suatu daerah (gak perlu diceritain ya, ntar jadinya tambah panjang, gak sesuai dengan alur cerita kita malam ini), ada teman KKN satu kelompok dengan saya dari beda fakultas. Kalau di fakultas saya kan fakultas keguruan, jarang ada kejadian-kejadian yang tidak lazim, namanya juga tempat didikan calon pendidik, ya gak? Kuliah pakai celana jeans dan kaos oblong aja gak boleh (meskipun kerap dilanggar sih). Beda sama fakultas temenku itu, yang memang terkenal fakultas paling nyentrik dan modis.
Suatu hari kita awalnya bahas tentang cowok gitu sih (yah, namanya juga cewek, bahasannya ya berkisar cowok gitu deh).
Terus lama-lama jadi mbahas LGBT, lho kok bisa begitu?  iya, jadi temen saya, sebut saya mbak A, dia itu pernah deket sama cowok, cewek kan biasa ya baper kalau dideketin cowok, eh ternyata si cowok itu udah punya pacar, dan ternyata pacarnya sesama cowok. Waktu itu dia sampe bilang: Gimana perasaanmu kalau ternyata cowok yang lu suka ternyata GAY? (nunjukin muka melas, hehe)
Yaaa. . .  nyesek juga sih, lebih nyesek daripada diselingkuhin kali ya. Nah, sejak dia tahu kalau temenya itu Gay (kebetulan si cowok ini berterus terang sama mbak A), mbak A jadi tau tentang komunitas-komunitas GAY di sekitar daerah kota tempat tinggalnya (termasuk area kampus). Eitttsss, tapi tenang saja, mbak A itu normal kok, hatinya dia masih tertambat pada satu cowok meskipun sering menebar pesona ke mana-mana, hehe.

Menurut cerita dari mbak A, mas yang Gay itu (kita sebut saja Mas D gitu ya biar enak ngomongnya) dia itu dari keluarga berada, tapi ya gituuu semacam ada problem keluarga gitu, dan seingatku dari ceritanya, intinya, papahnya Mas D itu ninggalin ibunya gitu jadi semacam keluarga broken home. (ya ini yang sering dibahas para ahli psikologi, disorientasi seksual terjadi karena keluarga yang broken)

Terus ada lagi mas K (pokoknya waktu itu mbak A cerita panjang lebar tentang Gay). Sefakultas sama dia juga. Dia itu agamis (kata mbak A), rajin sholat, pokoknya akhi-able gitu dari tampangnya. Nah, waktu pertama mbak A mendapat kabar kalau mas K itu juga Gay, dia pun shock, kok bisa? kenapa Mas K? Oh my God?
Nah, singkat cerita, si mas K itu bilang: Ya aku begini, Aku memang Gay. Urusan ibadah, sholat itu kan kewajiban kita sebagai muslim, hamba pada Allah, adapun aku Gay ini di luar kendaliku, aku gak bisa tertarik sama cewek. (Ah, apa mungkin mas K ini terlalu ketat pergaulannya ya, gaulnya sama lakiiii mulu jadi jarang berhubungan sama cewek, akhirnya gak ada "greng" kalau lihat cewek, gak tau juga sih aku). Sejak saat itu, mbak A jadi merasa gimanaa gitu kalau sholat diimami sama mas K, mikir aja, sholatnya sah enggak ya?
Mas K (yang menurut cerita mbak A, dia itu cakep) semoga kau cepat kembali normal ya mas, kalau cowok suka cowok, entar para cewek gimana? siapa yang mau nikahin? 

Cerita dilanjut lagi, mbak A juga cerita kalau kakak tingkatnya yang pasangan Gay juga ada yang sampai pindah ke Belanda. Buat apa? Ya buat menikah, karena waktu itu USA belum melegalkan pernikahan sesama jenis, jadi mereka menikah di Belanda yang sudah melegalkannya. (Aku bayangin di altar gereja, pengantin cowok-cowok mengucapkan sumpah pernikahan. . .ya ampuuun gak kuat aku -_-)

Ahhh emang mbak A ini pergaulannya terlalu luas kali ya (bahaya nih bocah kalau kebablasan, moga aja enggak, ane doain elu gak kecemplung kayak begituan ya mbak), dia juga cerita kalau di kampus saya ada semacam komunitas LGBT, hal itu dibenarkan oleh teman cowok saya yang dari tadi main hape sambil nguping pembicaraan cewek-cewek (tenang. . .dia normal). Katanya juga malah ada dugaan dosen (semoga aja gak bener, ntar dikira fitnah lagi, ingat yaa cuma dugaan) yang masuk komunitas itu.
Di Solo komunitas itu juga sudah lumayan, dulu mbak A pernah pas lagi jalan sama mas D (mas D ngajakin pacarnya juga-pacar lelaki) diajak buat ketemu mereka, tapi mbak A gak mau. Gue bayangin nih mbak A jalan sama 2 cowok tapi yang jadi obat nyamuknya bukan cowok satunya tapi malah mbak A (ngerti maksud ane gak para pembaca setia saya? hehe)

Lama-lama ngeri juga terlalu jauh mengetahui tentang realita LGBT di sekitar saya. Ya Allah jangan siksa kota saya dulu ya Allah, kalau boleh saya minta, sadarkan mereka agar kembali normal dengan hidayahmu, jangan dengan siksamu.

Setelah saya pulang dari KKN, saya langsung buka laptop, searching deh. Apa iya sih ada komunitas Gay di sekitar saya? Ya ampuuuuun, ternyata ada banyaaaaaak grup atau fanpage kayak begituan. Langsung gue tutup deh tu pencarian, takut saya di azab sama Allah gara-gara terlalu kepo.


Well, apa sih tujuan saya nulis kayak gini? Jadi sebenarnya saya ini pro apa kontra?
Hemmmmm, jadi maksud tulisan saya adalah, saya ingin memberi tahu kalian kalau mereka itu ada di sekitar kita, gak usah jauh-jauh ke Jombang, apalagi Amerika.
Dan apa yang kira-kira terjadi selanjutnya? Wallahu A'lam
Saya. . . Saya termasuk kontra terhadap LGBT, karena hukum Allah pasti akan ditegakkan "Alaisash shubkhu bi qoriiib?" Saya jadi ingat ayat ini, cuplikan ayat yang menceritakan ketika kaum nabi Luth dihukum dengan hujan batu dan bumi yang dibalik karena mereka adalah penyuka sesama jenis. Sampai sekarang tanah itu jadi tanah gersang yang tidak ada kehidupan di atasnya, bolehlah sekali-kali main ke sana, biar jadi pengingat tentang siksa Allah yang benar-benar nyata.

Kawanku, LGBT itu bukan takdir dan naluri yang harus diikuti, justru kalian harus melawannya, itu adalah nafsu yang harus dilawan. Kalian pati bisa sembuh dan normal kalau mau berusaha.
Siksa Allah itu nyata, pastu datangnya, entah kapan masih rahasia.
Semoga LGBT segera sadar dan kembali ke fitrahnya. Aamiin.

Lindungi diri kita, lindungi keluarga kita, dan lindungi anak-anak kita dari penyimpangan-penyimpanagn yang berakibat siksa Allah.

*Peace Love*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar