Hai semua :D
Seperti biasa, kalau bikin tulisan, mimin kadang bingung mau ngasih judul apa, jadi ya ngasal aja, tulisan ini mimin kasih judul "Serba-Serbi Bahasa (Intinya Menarik), hehe.
Akhir-akhir ini mimin kayaknya jadi keseringan nge-blog ya, yaah itung-itung refreshing dari kepenatan skripsi yang semoga segera berakhir. Doakan mimin wisuda Juni tahun ini ya.
Well, kalian pernah mikir gak sih, kalau idola kalian (termasuk idola saya sih) yang ada di korea sana sangat jarang yang fasih bahasa Inggris, kepoin social media mereka, kebanyakan nulis pake Hangeul, jaraaaaang banget pake english, yang membuat kita kadang bingung memahami mereka, hiks.
Untung aja sih karena keberadaan fandom yang terus setia memberikan kabar mereka ditranslate Inggris, kita jadi sedikit paham mengenai kabar dan aktivitas mereka ya.
Ternyata gak hanya di Korea lho, hal itu juga terjadi di Jepang, apalagi China tuh, dikiiiit banget warganya yang menguasai bahasa Inggris. Ehhmm, belajar bahasa mereka sendiri aja rumit ya, harus menghafal seribu aksara (ingat film Empress Gi), apalagi bahasa asing.
Menurut info yang mimin dapet, memang orang-orang Asia, apalagi Asia Timur, itu sangat menjaga kebudayaan mereka agar tidak terkontaminasi dengan budaya luar (patut dicontoh ni ya kak). Termasuk dalam hal bahasa mereka. Konon katanya, warga asing yang ingin ke sana, memang harus belajar bahasa yang dipakai para native, jadi gak bisa komunikasi pakai bahasa Inggris dengan warga sekitar.
Beda dengan India, Pakistan, Malaysia gitu ya. Kebetulan kemarin mimin liat di TV ada acara Meet and Greet nya Ranvi&Veera, tau kan? itu tu, serial India di ANTV tentang kakak beradik gitu. Di acara itu, mereka diminta mempraktikkan lagi salah satu scene dalam film gitu. Mereka mempraktikkan dalam bahasa asli, bahasa India. Lalu oleh si Host acara, Indra Bekti, diminta dialognya diganti pakai bahasa Inggris, ehhhh lancar banget gak perlu pakai mikir, hebat ya.
Kalau menurut mimin sih itu biasa, karena di negara mereka memang bahasanya campuran Inggris-India, gampangnya kalau di kita, sehari-hari kita ngomong Jawa-Indonesia, bahasa pergaulan di rumah pakai Jawa, di institusi pakai Indonesia, jadi biarpun bahasa asli kita Jawa, kita langsung nerocos aja kalau diminta ngomong pake bahasa Indonesia, gituuu.
Kebanyakan memang negara bekas jajahan Inggris seperti India, Pakistan, Malaysia, dsb, sampai sekarang penduduknya mencampur bahasa asli mereka dengan bahasa Inggris ketika berbicara, kalau di linguistik, dosen saya menyebutnya dengan Campur Kode.
Sebenarnya saya sangat senang kalau bisa menjelaskan tentang asal muasal bahasa, bagaimana bahasa di dunia ini bisa ada banyak sekali, kenapa kadang ada kosakata yang sama pada bahasa-bahasa yang wilayahnya berdekatan, dan apapun itu mengenai persebaran bahasa. Tapi tangan mimin bakalan kriting nih, pegel banget ngetiknya, entar skripsi mimin gak kelar-kelar jadinya. Kalau pengen tahu banget silakan wawancara pribadi dengan mimin di rumah ya, jangan lupa bawa teh, gula, sama brownies, hehe (biar mimin gak perlu menyiapkan jamuan). Atau kalian bisa searching di google, atau cari video asal usul bahasa di youtube. Ada kok, dulu mimin pakai video itu buat ujian PPL mimin, hehe. Eh, By the way, perlu diketahui ya, mimin ini kuliah ambil jurusan bahasa, jadi ya belajarnya seputar bahasa-bahasa gitu.
Nah, kalau di negara-negara barat sana (western), juga tidak mengherankan kalau mereka fasih bahasa Inggris, soalnya akar bahasa mereka sama, banyak kosakata yang mirip, gak jauh-jauh amat. Kalau mimin mengibaratkan, sama kayak Bahasa Jawa dan Sunda, karena wilayah yang berdekatan, meskipun sudah berbeda bahasa, tapi ada mirip-miripnya.
Jadi jarak wilayah juga mempengaruhi perbedaan antara dua bahasa.
Bahasa Jepang, Korea, China, mereka kan berdekatan tuh, nah mereka juga mirip-mirip, misalnya untuk kata “senior”, di Jepang “senpai”, di Korea “sunbae” pengucapannya hampir mirip. Silakan cari contoh lain sendiri ya.
Kalau Inggris dan Korea? jelas jauh banget bedanya. Itulah kenapa orang Asia sulit belajar Bahasa Inggris. Apalagi orang Asia kan punya aksara sendiri dalam bahasa mereka.
Kalian sadar gak sih, di benua lain, mereka hanya punya bahasa, tapi penulisannya semua pakai latin. Beda dengan Asia, hampir semua negara memiliki aksaranya sendiri. Misalnya, Korea dengan Hangeul, China dengan Hanyu, Jepang dengan Hiragana-Katakana, India dengan Dewanagri, Pakistan dengan Nastaliq, Rusia dengan cyrilink (Rusia kayaknya masuk benua Asia kan ya?) Arab sekitarnya dengan Hijaiyah, Thailand dengan yang kayak cacing itu (gak tau namanya), dan jangan lupaa. . . Jawa dengan aksara Jawanya. Benar-benar, benua Asia itu Benua yang kaya akan Budaya ya (Aksara termasuk hasil kebudayaan).
Menurut pendapat mimin, fasih berbahasa Inggris tidak bisa dijadikan tolok ukur untuk menentukan seseorang itu pintar/bodoh. Bahasa ya bahasa, alat komunikasi.
Bahasa itu berkaitan dengan kebiasaan. Bahasa akan mudah dipelajari jika kita berhubungan langsung dengan bahasa itu sehari-hari. Tapi kalau sehari-hari tidak memakai bahasa tertentu dan hanya mempelajarinya di sekolah tentu akan mengalami kesulitan.
Di Inggris dari anak umur 3 tahun sampe kakek-nenek, dari anak jalanan yang gak makan sekolah sampai yang berpendidikan tinggi, mereka bisa berbahasa Inggris. Jelas. Karena sehari-hari lingkungan mereka memakai bahasa Inggris untuk berkomunikasi.
Nah, kalau di sini, kita sehari-hari ngomong pakai bahasa daerah masing-masing (Jawa, Sunda, dsb). Sekolah, kerja, TV bahasa pengantarnya pakai bahasa Indonesia, jadi ya wajar kalau sulit untuk fasih berbahasa Inggris.
Nah kalau ingin fasih bahasa Inggris, kita harus menciptakan lingkungan berbahasa Inggris, misalnya bisa dengan sering mendengarkan pidato bahasa Inggris, nonton film berbahasa Inggris, baca artikel bahasa Inggris, ngobrol/chatting pake bahasa Inggris, komen di FP pake bahasa Inggris, dsb. Gitu.
Dulu waktu kecil kita juga gak bisa Berbahasa Indonesia, bisanya cuma bahasa Jawa. Tapi setelah masuk lingkungan sekolah dengan bahasa pengantarnya bahasa Indonesia dan kalau nonton TV pakainya bahasa Indonesia, lama-lama kita jadi paham Bahasa Indonesia dan kita bahkan lupa kapan pertama kali kita fasih berbahasa Indonesia. Yak karena itu tadi. . . .kebiasaan.
Maka jangan heran kalau habis pulang dari pondok pesantren, teman-teman kita jadi fasih bahasa Arab dan bahasa Inggris, karena mungkin di pondok mereka wajib berkomunikasi dengan bahasa Inggris dan terutama Arab, Begitu.
Tapi yang aku sukai dari Korea, meskipun rata-rata dari mereka gak fasih Bahasa Inggris, mereka tetap bisa Go International. Tanpa harus kebarat-baratan mengubah gaya mereka. Proud of You. . . Super Junior :D
Prom15e to 13elieve.
Lain kali disambung lagi ya pembahasan tentang bahasa. Sudah lewat tengah malam.
Sleep well and Have a nice dream guys :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar